Siti Fatimah (46), warga Jalan Antariksa, Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan tidak dapat menyembunyikan rasa bahagia dan harunya ketika menerima bantuan biaya hidup dari Rumah Yatim cabang Sumatera Utara.
Saking bahagianya, ibu tangguh ini sampai berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah membantunya.
"Alhamdulillah ya Allah, doa saya selama ini telah dikabulkan melalui perantara Rumah Yatim dan para donatur. Saya tidak menyangka sebelumnya akan menerima rezeki sebanyak ini. Saya tidak menyangka pula akan dibahagiakan seperti ini. Semoga Allah membalas semuanya dengan balasan yang terbaik," tuturnya.
Menurut penuturan Maulida, salah satu relawan Rumah Yatim Sumut, Siti Fatimah dan anak angkatnya Nadia (13) menerima bantuan biaya hidup berupa uang tunai sebesar 60 juta rupiah, sembako, perlengkapan sekolah dan perlengkapan mandi mencuci.
Bantuan ini berasal dari donasi para donatur di platform penggalangan dana resmi Rumah Yatim di Donasionline.id . Bantuan tersebut diberikan untuk meringankan beban Siti Fatimah, menyejahterakan serta membantu memenuhi kebutuhan hidup Siti Fatimah dan Nadia selama beberapa bulan kedepan.
"Alhamdulillah bantuan biaya hidup amanah dari para donatur sudah disalurkan kepada ibu Siti Fatimah dan Nadia. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat, berkah dan bisa membantu memperbaiki kondisi ekonomi mereka," tuturnya.
Maulida melanjutkan, sebelum bantuan tersebut diberikan, terlebih dahulu tim mengajak Fatimah dan Siti untuk belanja dan jalan-jalan di salah satu mal besar di kota Medan.
Disana tim mengajak Siti Ftimah dan Nadia untuk makan dan belanja kebutuhan hidup sehari-hari.
Ketika diajak ke Mal, mereka terlihat sangat gembira. Mereka pun mengaku baru kali ini menginjakan kaki di mal dab belanja banyak.
"Ibu sama Nadia belum pernah ke mal dik, kami selalu dirumah aja, kalau keluarpun untuk jualan dan belanja di pasar, ibu tidak punya uang untuk bawak Nadia ke mal, makan aja sulit kami, apalagi mau belanja ke mal" kata ibu Siti kepada tim relawan Rumah Yatim Sumut.
Iebih lanjut, ia pun mengungkapkan kebahagiaannya bisa dipertemukan dan diperhatikan oleh Rumah Yatim dan Donatur.
Diketahui, Siti Fatimah merupakan seorang janda. Suaminya sudah meninggal 18 tahun lalu karena menjadi salah satu korban tsunami Aceh.
Sehari-harinya, Fatimah bekerja sebagai Penjual bubur keliling menggunakan sepeda butut dan tuanya.
Meskipun Fatimah tengah menderita dua penyakit sekaligus yakni kista dan pembengkakan jantung, namun ia tidak pernah mengeluh dan menyerah dalam mencari nafkah.
"Beberapa tahun setelah ditinggal suami meninggal, bu Fatimah mengadopsi Nadia yang kala itu masih bayi dan berstatus yatim piatu. Semenjak mengadopsi Nadia, bu Fatimah kembali ceria dan bersemangat lagi dalam mencari nafkah. Ia tidak mau Nadia terlantar dan putus sekolah," tutur Maulida.
Meski hidup dalam kondisi ekonomi sangat terbatas dan sering tidak masuk sekolah karena harus merawat Fatimah, Nadia selalu rajin belajar dan semua itu terbukti dengan prestasinya dimana ia selalu mendapat peringkat pertama.
Ketika ditanya tim relawan mengenai bantuannya akan digunakan apa, Siti Fatimah mengatakan akan menggunakannya untuk modal usaha, bayar tunggakan sekolah, bayar tunggakan kontrakan dan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
"Terima kasih kepada para donatur yang telah membantu bu Fatimah dan Nadia melalui Rumah Yatim. Semoga bantuan ini bisa memberikan banyak berkah dan pahala untuk para donatur
Author
Sinta Guslia