Home / Rubrik / Berita

Perjuangan Noni, Ibu Tangguh yang Rawat Ketiga Anaknya Seorang Diri dengan Jadi Pengemudi Ojol

gambar-headline
Depok Post Views: 3

Cerita perjuangan hidup dalam keterbatasan datang dari seorang ibu tangguh bernama Noni (38).

Bersama ketiga anaknya, ia tinggal disebuah rumah kontrakan seluas 2×4 meter di wilayah Beji, Kota Depok.

Setelah ditinggal pergi sang suami entah kemana, Noni menjadi sosok yang tegar dan pantang menyerah. Setiap hari ia berjuang mencari nafkah dengan menjadi pengemudi ojek online, padahal kondisinya tubuhnya sedang lemah karena mengidap penyakit batu ginjal dan leukimia.

Noni yang seharusnya rutin melakukan perawatan cuci darah setiap dua minggu sekali, terpaksa menghentikan hal tersebut karena kondisi.

“Bukannya saya nggak peduli dengan penyakit yang diderita, tapi kalo saya nggak kerja anak-anak gimana? Obat yang saya beli juga memerlukan uang, jadi penghasilan saya harus cukup dulu buat makan sama sekolah anak-anak. Kalo sakitnya lagi kambuh paling saya beli obat yang ada di warung dulu,” tutur Noni sambil menahan tangisannya.

Ia melanjutkan, dalam sehari ia mendapat penghasilan bersih sebanyak 20 ribu, namun jika penumpangnya sedang ramai, ia bisa mendapat sebanyak 30 ribu.

Sebenarnya penghasilan perharinya itu bisa mencapai 50 sampai 100 ribu rupiah, namun hanya tersisa 20 ribu karena terpotong uang sewa motor, bensin, dan pulsa.

Selain menjadi pengemudi ojol, kadang Noni bekerja sebagai buruh cuci. “Kalo lagi nggak ngojek, saya jadi buruh cuci. Soalnya kalo nggak kerja sama sekali, saya dan anak-anak makan sama apa. Sekolah anak-anak juga masih nunggak,” tutur Noni.

Ia bercerita, anak pertamanya yang baru lulus SMA belum bisa mencari kerja karena ijazahnya masih ditahan oleh pihak sekolah. “Saya belum bisa bayar tunggakan sekolah anak jadinya terpaksa ijazahnya ditahan dulu,” ucapnya.

Selain itu, raport anak kedua Noni yang masih SMP pun ditahan karena belum membayar tunggakan sekolah.

Keterbatasan biaya pun berpengaruh pada pendidikan anak ketiganya yang mengalami autis ringan, terpaksa sibungsu yang berusia 10 tahun sampai saat ini belum masuk SLB.

Mengetahui hal tersebut, Rumah Yatim dengan program bantuan biaya hidup nya memberikan bantuan bahan pokok, perlengkapan MCK dan uang tunai untuk Noni dan anak-anaknya.

Diharapkan, bantuan ini bisa membantu meringankan beban Noni dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Ali Ridwan, salah satu relawan Rumah Yatim Jabodetabek mengatakan jika bantuan uang tunai yang diberikan akan digunakan Noni untuk melunasi biaya sekolah anak pertamanya, supaya anaknya bisa secepatnya mendapat ijazah.

“Alhamdulillah bu Noni sangat senang dan bersyukur bisa menerima bantuan ini, sambil nangis ia mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim dan semua donatur yang telah membantunya,” ujar Ali.

Ali berharap, bantuan ini bisa memberikan banyak manfaat dan keberkahan untuk keluarga Noni dan para donatur yang telah memberikan bantuan.


Author

Sinta Guslia

1055 days ago