Perjuangan hidup dalam keterbatasan datang dari remaja tangguh bernama Sigit (22), seorang penyandang tunarungu dan tunawicara dari Mencirim Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara.
Diusianya yang masih sangat muda, ia harus melewati bertubi-tubi cobaan. Pertama diusir oleh ayah kandungnya, kedua terpaksa berhenti sekolah karena tidak ada biaya dan ketiga harus merawat keponakannya yang masih berusia 4 tahun.
"Karena tidak ada biaya, Sigit waktu itu hanya bisa sekolah sampai SMP saja, ia pun baru-baru ini harus merawat dan menafkahi keponakannya yang diterlantarkan kedua orang tuanya. Sekarang Sigit bekerja sebagai buruh cuci motor dengan penghasilan tidak menentu," ungkap Maulida, salah satu relawan Rumah Yatim Sumut.
Ia melanjutkan jika saat ini Sigit dan keponakannya tinggal menumpang di salah satu rumah petak milik bosnya. Tidak ada barang berharga di rumah tersebut. Hanya ada kasur kecil dan tumpukan pakaian milik Sigit dan ponakannya.
Meski memiliki keterbatasan dalam mendengar dan berbicara, Sigit tidak pernah mengeluh dan menyerah dalam menafkahi keponakanya. Dengan semangat tinggi, ia terus bekerja tanpa mengenal lelah dan lapar.
"Penghasilan yang Sigit terima setiap harinya tidak menentu tergantung ada tidaknya orang yang mau mencuci motor. Untuk satu motor, ia mendapatkan upah sebesar 5 ribu rupiah.
Namun karena jarang ada pelanggan, Sigit hanya mendapat upah 15-20 ribu saja, biasanya uang tersebut digunakan untuk membeli makan dan digabung untuk biaya sekolah keponakam nantinya," tutur Maulida.
Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya, Rumah Yatim cabang Sumatera Utara memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci dari Rumah Yatim cabang Sumatera Utara.
Bantuan tersebut diterima Sigit dengan penuh sukacita. Berkali-kali remaja tangguh ini mengucapkan terima kasih menggunakan bahasa isyarat.
"Alhamdulillah senang sekali bisa melihat senyum bahagia Sigit. Mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan manfaat, berkah, meringankan beban dan membantu memenuhi kebutuhan hidup Sigit dan ponakannya selama satu bulan kedepan," ujar Maulida, salah satu relawan Rumah Yatim Sumut.
Diakhir, ia mengucapkan banyak terima kasih kepada para donatur yang telah membantu Sigit melalui Rumah Yatim. Ia berharap bantuan ini bisa menjadi berkah, ladang pahala dan kebaikan untuk para donatur.
Author
Sinta Guslia