Home / Rubrik / Berita

Bantuan Biaya Hidup Rumah Yatim Bahagiakan Ma'ruf, Tukang Sol Sepatu Difabel di Bondowoso

gambar-headline
Jawa Timur Post Views: 14

Ma'ruf (36), terlahir dengan kondisi spesial, dimana kedua kakinya bengkok sehingga membuatnya tidak bisa berjalan dengan normal. 

 

Meskipun begitu, warga Desa Sukosari Kidul, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso ini tidak pernah mengeluh dan menyerah dalam mencari nafkah. Ia melakukan semua itu demi baktinya pada sang ibu.

 

Setiap hari, Mar’uf rela berjalan kaki sejauh 5 KM untuk menawarkan jasanya yakni memperbaiki sepatu atau menguatkan sepatu. Jika ada pelanggan, ia akan diupah 10 sampai 7 ribu, tergantung kerumitan perbaikannya.

 

Dalam sehari, penghasilan yang didapat Ma'ruf sangat tidak menentu, jika sedang ramai pelanggan, ia bisa mendapat penghasilan 30 ribu, namun jika sepi ia hanya mendapat penghasilan 7 ribu. Sering juga Ma'ruf pulang dengan tangan kosong.

 

Sejak ayahnya meninggal 10 tahun lalu, Ma'ruf hanya tinggal dengan ibunya saja. Ibu Ma'ruf sudah sepuh sehingga ibunya tidak lagi bisa bekerja. 

 

Karena penghasilan yang didapat Ma'ruf kecil, ia dan ibunya seringkali makan dengan nasi dicampur garam saja, kadang jika persediaan beras habis dan tidak ada uang, mereka tidak makan seharian dan hanya minum air putih untuk mengganjal perut.

 

Mengetahui kondisi tersebut, Rumah Yatim cabang Jawa Timur melalui tim relawannya memberikan bantuan biaya hidup berupa uang tunai, sembako dan perlengkapan mandi mencuci untuk Ma'ruf dan ibunya.

 

Bantuan tersebut diberikan untuk meringankan beban Ma'ruf serta membantu memenuhi kebutuhan hidup Ma'ruf dan ibunya.

 

"Alhamdulillah pak Ma'ruf dan ibunya sangat bahagia ketika menerima bantuan ini. Berkali-kali mereka mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur. Tidak lupa mereka pun mendoakan untuk kebaikan Rumah Yatim dan donatur," ujar Asep, salah satu relawan Rumah Yatim Jatim.

 

Ia berharap bantuan ini bisa menambah semangat Ma'ruf dalam mencari nafkah dan menjalani hari-harinya.

 

 

 

 

 


Author

Sinta Guslia

722 days ago