Diusia senjanya, mbah Suparti (70) mesti berjuang seorang diri untuk bertahan hidup. Setiap hari ia membuat keripik singkong lalu menitipkannya di warung-warung.
Penghasilan yang diperoleh mbah tidak menentu, jika keripik singkong mbah laku, ia akan mendapat penghasilan sebanyak 6 ribu rupiah. Namun jika tidak, terpaksa mbah pulang dengan tangan kosong dan makan seadanya.
Diketahui, mbah Suparti tinggal disebuah gubuk reyot tua di Desa Jatilawang, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Gubuk tersebut hanya berdindingkan bilik bambu lapuk, beralaskan tanah dan atap yang sudah bolong dimana-mana.
Jika hujan turun, mbah hanya bisa berlindung di bawah payung karena hampir setiap sudut rumahnya bocor.
Gubuk mbah pun tidak memiliki kamar mandi, sehingga jika ingin melakukan melakukan MCK ia akan ikut ke rumah tetangga.
Mengetahui kondisi tersebut, Rumah Yatim area Yogyakarta melalui tim relawannya menyambangi kediaman mbah Suparti dan memberikan bantuan biaya hidup berupa sembako.
Bantuan tersebut diberikan untuk membantu mbah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya selama beberapa bulan kedepan.
“Alhamdulillah mbah Suparti terlihat sangat senang ketika menerima bantuan ini, mudah-mudahan bantuan ini bisa memberikan manfaat dan berkah untuk mbah,” tutur Saefudin, salah satu relawan Rumah Yatim Yogyakarta.
Author
Sinta Guslia