Semenjak ditinggal wafat suami dan anaknya 10 tahun lalu, mbah Sainah (74) hidup sebatang kara dan tinggal menumpang di rumah milik orang lain di Desa Jatiba, Kecamatan Margasari, Kabupaten Tegal.
Di usia senjanya, mbah mesti berjuang seorang diri demi bisa menyambung hidup. Pekerjaan apapun ia lakukan yang penting halal dan bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Pekerjaan mbah ngga tentu, kadang mbah kerja memipil jagung penghasilannya 5 ribu rupiah perkarung nya, kadang juga mbah pergi ke sawah terus nyari lahan yang baru saja panen padi, terus mbah cari sisa-sisa padi buat makan sehari-hari,” ucap nenek Sainah.
Meskipun mbah Sainah sering makan dengan nasi saja, namun ia tetap bersyukur karena masih bisa berjuang sendiri tanpa harus meminta belas kasihan orang lain.
Sebagai bentuk perhatian dan kepeduliannya, Rumah Yatim area Yogyakarta menyambangi kediaman mbah Saniah untuk memberikan bantuan biaya hidup berupa sembako dan biaya hidup.
Bantuan tersebut diberikan untuk memenuhi kebutuhan hidup mbah Sainah sampai beberapa bulan kedepan.
“Alhamdulillah mbah sangat senang bisa menerima bantuan ini, terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donaturnya, semoga Allah membalas semuanya,” tutup mbah Sainah.
Author
Rizqi Ayuningtias