Jualan daun teh kering keliling menjadi jalan mbah Wayem(76) untuk mandiri. Setiap hari ia menyusuri Desa Rembul, Kecamatan Bojong, Kabupaten Tegal sembari menggendong karung berisi puluhan bungkus daun teh kering.
Saat berkeliling, mbah sering sekali beristirahat karena tubuhnya sudah tak mampu lagi diajak berjalan jauh. Selain itu, kondisi kaki mbah yang tidak normal membuatnya kesulitan untuk berjalan.
“Mbah cuman tinggal sendirian, jadi kalo mbah ngga kerja ya ga makan. Mbah ga mau bergantung pada belas kasihan orang lain, selama mbah masih bisa, mbah akan terus berusaha cari nafkah yang halal,” ungkap mbah Wayem pada salah satu relawan Rumah Yatim
Mbah Wayem bercerita jika semenjak suaminya meninggal, ia tinggal seorang diri disebuah gubuk kecil di Desa Rembul. Saat ini gubuk mbah sudah mengalami banyak kerusakan, mulai dari atap, dinding hingga pintu kamar mandi.
Mbah belum bisa memperbaiki gubuknya tersebut dikarenakan tidak memiliki uang. “Jangankan untuk benerin rumah, untuk bayar listrik sama makan saja mbah suka kesulitan, penghasilan mbah hanya 2 ribu rupiah seharinya,” ujar mbah Wayem.
Melihat perjuangan mbah Wayem, Rumah Yatim berikhtiar membantunya lewat program bantuan biaya hidup berupa sembako dan uang tunai. Harapannya, melalui bantuan ini bisa membantu memenuhi kebutuhan harian mbah Wayem sampai beberapa bulan kedepan.
“Alhamdulillah terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah memberikan bantuan ini, Insya Allah bantuan ini sangat bermanfaat untuk mbah. Semoga Allah membalas semuanya,” tutup mbah Wayem.
Author
Sinta Guslia