Tangguh, mungkin pantas disematkan kepada Dimas (18), remaja yatim yang tinggal sebatang kara di Jl. Merak Lingkungan 8 Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Kota Binjai, Sumatera Utara.
Di usia yang masih belia, Dimas tak hanya harus melanjutkan pendidikan, tapi juga harus mencari nafkah untuk menyambung hidup dan pendidikannya.
Setiap pulang sekolah, remaja tangguh ini langsung bergegas pergi ke tempat pencucian motor milik tetangganya untuk bekerja. Dalam sehari, penghasilan yang didapat Dimas tidak menentu, tergantung banyak tidaknya pelanggan.
Kepada relawan Rumah Yatim cabang Sumatera Utara, remaja ini mengaku jika tetangganya memberi upah sebanyak 5 ribu rupiah permotornya. Jika sedang ramai, ia bisa mendapat upah 20-40 ribu, namun penghasilan tersebut jarang didapatkan Dimas karena pelanggan cuci motornya sedang sepi.
"Jarang banget dapet 40 ribu, seringnya dapet 5-15 ribu karena pelanggan cuci motor sepi. Kalo lagi sepi banget, saya biasanya bantuin tetangga jaga warung biar dapet upah buat makan," ujar Dimas.
Lebih lanjut Ia mengatakan, upah yang didapat setiap harinya digunakan untuk makan dan sisanya ditabung untuk membeli perlengkapan sekolah, bayar listrik, bayar SPP dan lainnya.
Supaya bisa berhemat, Dimas hanya makan dengan mie instan saja.
"Tiap hari aku cuma makan mie instan aja kak, kalo nasi jarang karena uangnya gak cukup," terangnya.
Saat ini Dimas tinggal sendiri di rumah sederhana peninggalan almarhum ayahnya. Ibu Dimas sudah lama pindah ke kampung karena sakit stroke berat. Dimas tidak ikut ke kampung bersama ibunya karena memikirkan sekolahnya.
"Aku ngga milih tinggal sama ibu di kampung karena mikirin sekolah kak, biaya pindah sekolah ke kampung itu mahal. Khawatir milih pindah tapi malah gak sekolah, aku pengen tetep sekolah kak. Kalo disini, walaupun tinggal sendiri dan harus kerja, tapi aku bisa sekolah,"tuturnya.
Semangat Dimas untuk bisa lulus SMA dan melanjutkan ke universitas sangatlah tinggi. Ia sangat ingin membanggakan ibu dan almarhum ayahnya, ia juga ingin jadi pengusaha sukses supaya bisa mengobati dan membahagiakan ibunya.
Merespon hal tersebut, Rumah Yatim Sumut memberikan bantuan biaya hidup untuk membantu memenuhi kebutuhan dan meringankan beban Dimas.
Adapun bantuan yang diberikan Rumah Yatim terdiri dari, uang tunai, kursi dan meja, bahan pokok lengkap, lemari pakaian, dispenser, mesin air, kompor gas, rice cooker, bantal guling, bak air dan peralatan dapur seperti rak, piring, gelas, sendok, dan lainnya.
Semua bantuan ini berasal dari aksi penggalangan dana Rumah Yatim secara daring di platform donasionline.id.
"Ketika kami ke rumah Dimas, kami sangat prihatin karena di rumah tersebut tidak ada barang yang bisa menunjang kebutuhannya.
Di rumah Dimas tidak ada Kompor sehingga ia masak dengan tungku di belakang rumah, Dimas pun tidak memiliki rice cooker, lemari pakaian sehingga pakaiannya hanya disimpan di lantai.
Tidak hanya itu, Dimas pun tidak memiliki mesin air dan bak air, sehingga kalo mau mengambil air harus menimba di sumur dan ditampung di ember ukuran sedang," tutur Maulida, salah satu relawan Rumah Yatim Sumut.
Ia berharap, bantuan yang diberikan Rumah Yatim bisa membantu Dimas dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. "Semoga bantuan ini bisa memberikan manfaat, berkah dan bisa meningkatkan semangat Dimas dalam menjalani kehidupannya," ungkap Maulida
#PejuangKebaikan, Alhamdulillah Dimas sangat bahagia dan bersyukur bisa menerima bantuan ini. Terima kasih telah membantu Dimas melalui perantara Rumah Yatim. Semoga bantuan yang diberikan bisa menjadi ladang pahala, kebijakan dan keberkahan untuk para pejuang kebaikan.
Author
Sinta Guslia