Menjadi montir sepeda merupakan satu-satunya pekerjaan yang bisa dilakukan kakek Tarmadi untuk bertahan hidup dan menghidupi sang istri dimasa tuanya.
Penghasilan yang ia peroleh pun hanya 4 ribu rupiah saja perharinya, itu pun didapatkan bukan dari jasanya memperbaiki sepeda, tapi dari memompa sepeda beberapa warga yang datang ke bengkel sepeda sederhana miliknya.
“Tiap hari kakek selalu menunggu pelanggan datang meskipun jarang sekali ada,” ucap kakek Tarmadi.
Diketahui, bengkel kakek Tarmadi berada di depan rumahnya. Alat-alat bengkel yang ia punya sangat terbatas. Kakek pun mengaku sudah kehilangan indra pendengarkannya, untuk itu ia memilih menunggu di depan rumah supaya tau ada pelanggan yang datang.
Saat ini kakek Tarmadi tinggal bersama sang istri yang sudah lama menderita penyakit stroke. Ia yang merawat istrinya tersebut dari menyuapi makanan hingga memandikannya.
Ingin sekali kakek membawa istrinya berobat, namun karena terkendala biaya, ia terpaksa harus menahan keinginannya tersebut.
Sebagai bentuk kepedulian dan perhatiannya, Rumah Yatim area Yogyakarta menyambangi kediaman kakek Tarmadi di Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
Dalam kunjungannya tersebut, Rumah Yatim memberikan bantuan biaya hidup berupa bahan pokok dan uang tunai untuk Kakek Tarmadi dan istrinya.
“Mudah-mudahan bantuan ini bisa membantu meringankan beban kakek Tarmadi dalam memenuhi kebutuhan hidup kakek dan isrinya. Semoga dengan bantuan ini kakek bisa membawa istrinya berobat,” ujar Saefudin salah satu relawan Rumah Yatim Yogyakarta.
Saat menerima bantuan tersebut, kakek Tarmadi dan istrinya terlihat begitu bahagia. Berkali-kali mereka mengucapkan terima kasih kepada Rumah Yatim dan semua donaturnya yang telah memberikan bantuan tersebut.
Author
Sinta Guslia