Sebagai bentuk baktinya kepada sang nenek yang telah merawatnya dari kecil, Selvi (19) rela putus sekolah dan menggantikan peran neneknya dalam mencari nafkah.
Setiap hari ia bekerja disebuah warung makan yang jaraknya 500 meter dari tempat tinggalnya, ia bekerja dari pagi sampai sore.
Jika persediaan bahan pokok sudah habis, dan Selvi belum gajian, terpaksa ia dan neneknya tidak makan pagi dan siang. Mereka hanya makan diwaktu sore saja, setelah Selvi pulang bekerja.
“Ibu pemilik warung makan suka ngasih makanan yang tersisa di warung, jadinya kami tetap bisa makan meskipun hanya sekali.” Ucap Selvi.
Ia pun mengatakan jika ia dan neneknya tinggal disebuah rumah tumpangan yang jauh dari kata layak. Mereka tidur hanya beralaskan karpet tipis, seringkali nenek Selvi mengeluh sakit badan karena tidur diatas karpet tersebut.
“Aku ingin sekali membelikan nenek kasur supaya nenek tidak sakit badan lagi,” ujarnya.
Selvi bercerita jika ibu dan ayahnya sudah meninggal sejak ia masih kecil. Semenjak menjadi yatim piatu, ia dirawat oleh sang nenek. Namun seiring berjalannya waktu, kondisi neneknya kian melemah karena faktor usia, mengetahui hal tersebut, Selvi pun memilih putus sekolah dan bekerja supaya bisa menggantikan peran neneknya dalam mencari nafkah.
Sebagai bentuk kepedulianya, Rumah Yatim area Yogyakarta pada Minggu (2/1), menyambangi tempat tinggal Selvi yang berada di Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, kota Tegal guna memberikan program bantuan biaya hidup berupa sembako dan uang tunai.
Selvi dan neneknya tampak begitu bahagia ketika menerima bantuan ini. Mereka mengatakan jika bantuan tersebut amat sangat berarti untuk mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Terima kasih Rumah Yatim dan para donatur yang telah memberikan bantuan ini, semoga Allah membalasnya dengan balasan yang terbaik,” ucap Selvi.
Author
Sinta Guslia