Tidak perlu ke pelosok pedesaan untuk melihat potret kemiskinan di Sumatera Utara. Di tengah kota Medan, ada seorang nenek yang hidup dalam keterbatasan. Dia adalah Robyah (73), warga Jalan Chaidir, Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan.
Semenjak ditinggal meninggal suami dan kedua anaknya, Robyah hidup sendiri disebuah rumah sederhana. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, lansia ini bekerja sebagai penjual peyek keliling sejauh 4 KM.
Peyek yang dijual Robyah merupakan milik orang lain, ia hanya membantu menjualkannya dan diupah seribu rupiah perbungkusnya.
Dalam sehari, lansia ini hanya membawa 30 bungkus peyek saja. Jika peyek itu terjual habis, Robyah akan pulang membawa uang 30 ribu, namun hal itu jarang sekali terjadi. Seringnya ia hanya mampu menjual 10 bungkus peyek dan pulang membawa uang 10 ribu saja.
Meski kondisinya sudah melemah dan sering sakit, Robyah tetap memaksakan diri untuk jualan. Ia sadar betul jika dirinya tidak bisa bergantung pada orang lain, dan harus berusaha sendiri agar bisa bertahan hidup.
Hidup dalam keterbatasan tidak membuat Robyah lupa untuk berbagi. Setelah menerima upah, ia belanjakan uang tersebut untuk membeli beras dan lauk. Nantinya bahan makanan tersebut ia olah dan konsumsi bersama 20 ekor kucing terlantar yang ia ambil dari jalanan.
"Kalo dagangannya laku semua, nenek dan kucingnya akan makan dengan ikan pindang atau ikan asin, tapi kalo dagangannya sedang sepi, beliau dan kucingnya hanya makan nasi dicampur air dan garam saja," tutur Raihan, salah satu relawan Rumah Yatim Sumut.
Ia melanjutkan jika kucing tersebut dijadikan teman oleh Robyah agar dirinya tidak merasa kesepian dimasa senjanya.
Merspon hal tersebut, Rumah Yatim cabang Sumatera Utara melalui tim relawannya memberikan bantuan UMKM berupa barang dan bahan makanan untuk membuka usaha kue.
Sebelum memberikan bantuan tersebut, tim terlebih dahulu menanyakan kepada Robyah mengenai usaha apa yang ingin ia rintis untuk memperbaiki kondisi ekonominya.
Dengan antusias Robyah ingin membuka usaha jualan kue agar hasilnya tidak perlu dibagi dengan pemilik dagangan. Selain itu, ia pun ingin jualannya di rumah supaya tidak kecapean lagi.
"Alhamdulillah nek Robyah sangat senang ketika menerima bantuan ini. Berkali-kali nenek mengucapkan banyak terima kasih kepada Rumah Yatim dan para donatur yang telah membantunya. Ia berharap bantuan ini bisa terus berjalan dan memperbaiki ekonominya," ujar Raihan.
Ia berharap, bantuan yang diberikan Rumah Yatim dan donatur bisa membantu memberdayakan Robyah dimasa tuanya, serta membantu memperbaiki kondisi ekonominya.
"Mudah-mudahan usaha nenek lancar dan maju, semoga bantuan ini bisa menjadi ladang pahala dan berkah untuk para donatur," tutupnya.
Author
Sinta Guslia